Kimono
Kimono merupakan pakaian tradisional Jepang yang
biasanya kita bisa lihat di acara khusus di Jepang. Selain kimono, negara
Jepang juga punya baju tradisional lainnya yaitu yukata. Yukata adalah salah
satu jenis kimono yang terbuat dari bahan kain katun tipis tanpa pelapis. Kamu
tahu tidak kalau kimono dan yukata itu berbeda lhoo..
Salah satu
perbedaannya dapat kita lihat pada tingkat ketebalan kain yang
digunakan. Untuk yukata tidak memakai kain pelapis, sedangkan untuk kimono kita
harus memakai kain berlapis-lapis. Hmmm.. ternyata susah sekali yah memakai
kimono, kalau saya harus memilih saya mendingan memilih memakai yukata saja.
Dalam pembahasan tentang baju tradisional negeri
sakura ini, pertama saya akan membahas tentang Kimono. Dulu saya berpikir kalau
baju tradisional ini hanya dipakai oleh wanita Jepang saja, ternyata saya
salah. Di jepang, kimono juga ada untuk para pria. Woww..
Bagian Kimono
Yuki (panjang lengan), Ushiromigoro (bagian utama
belakang), Uraeri (kerah batin), Doura (lapisan atas), Sodetsuke (armhole
jahitan), Fuki (penjaga hem), Sode (lengan), Okumi (panel depan bawah kerah),
Miyatsukuchi (pembukaan bawah armhole), Sodeguchi (membuka lengan), Tamoto
(lengan kantong), Maemigoro (bagian utama depan), Furi (lengan bawah armhole),
Tomoeri (overcollar), Eri (kerah), Susomawashi (lapisan yang lebih rendah).
Kimono wanita
Untuk memilih kimono yang tepat ternyata tidak
sembarangan, yang mana orang yang memilih harus memerlukan pengetahuan tentang
simbolisme dan isyarat yang terselubung dari masing-masing jenis kimono. Ohhh
...
Berikut ini adalah jenis-jenis dari kimono wanita,
antara lain :
- - Kurotomesode
sudah menikah. Jika berwarna hitam, kimono ini disebut dengan “Kurotomesode”. Kurotomesode
memiliki lambang keluarga (kamon) di tiga tempat: 1 di punggung, 2 di dada bagian atas
(kanan/kiri), dan 2 bagian belakang lengan (kanan/kiri).
Ciri khas : motif indah pada suso (bagian bawah sekitar kaki) depan dan belakang.
Kurotomesode
dipakai untuk menghadiri resepsi pernikahan dan acara-acara yang sangat resmi.
- Irotomesode
Irotomesode adalah tomesode yang terbuat
dari kain berwarna. Penguna kimono ini bisa memilih
jumlah lambang keluarga
pada kain kimono dari satu, tiga, sampai lima buah tergantung dari
formalitas
acara. Kimono jenis ini dipakai oleh wanita dewasa yang
sudah/belum menikah.
Jika kita akan menghadiri acara yang tidak memperbolehkan tamu untuk datang
memakai
kurotomesode, kita bisa memakai kimono jenis ini, misalnya resepsi di istana kaisar.
Ciri khas : motif indah pada suso.
- Furisode
Untuk wanita muda yang belum menikah ada
kimono khusus untuk acara formal yang digunakan
yaitu furisode. Untuk bahannya
furisode memiliki warna yang bermacam-macam dan motif yang
mencolok di seluruh
bagian kain. Furisode dapat digunakan pada acara seijin shiki, resepsi
pernikahan, upacara wisuda atau hatsumode.
Ciri khas : bagian lengan sangat lebar
dan menjuntai ke bawah.
- Homongi
Homongi merupakan kimono formal untu
wanita, baik yang sudah menikah maupun yang belum
menikah. Bahan yang dipakai
bebas digunakan yang bergambar lambang keluarga ataupun tidak.
Ciri khas : motif di seluruh bagian
kain, depan maupun belakang. Homongi dapat digunakan saat
menghadiri resepsi
pernikahan, upacara minum teh dan acara tahun baru.
- Iromuji
Iromuji merupakan kimono semiformal,
yang mana bisa dijadikan kimono formal jika iromujinya
yang dipakai memiliki
lambang keluarga. Untuk tingkat formalitasnya lambang keluarga bisa
terdapat 1.
3 sampai 5 tempat. Untuk lambang keluarga di 5 tempat bisa dipakai pada acara
pernikahan, sedangkan untuk lambang keluarga di 1 tempat bisa menghadiri
upacara minum teh.
Bahan iromuji tidak bermotif dan berwarna lembut seperti
merah jambu, biru muda ataupun kuning
muda.
- Tsukesage
Tsukesage merupakan kimono yang
digunakan bagi wanita yang belum menikah maupun yang
sudah menikah. Berdasarkan
tingkatan formalitas, kedudukan tsukesage hanya setingkat dengan
homongi. Tapi
untuk tsukesage tidak memiliki lambang keluarga. Tsukesage bisa digunakan untuk
menghadiri upacara minum teh yang tidak begitu resmi, pesta pernikahan, pesta
resmi ataupun
perayaan tahun baru.
- Komon
Komon merupakan kimono yang digunakan
bagi wanita yang belum menikah maupun yang sudah
menikah. Komon bisa digunakan
untuk menghadiri acara reuni, makan malam, bertemu dengan
teman-teman, maupun
menonton pertunjukkan di gedung.
Ciri khas : motif sederhana dan berukuran
kecil-kecil yang berulang.
- Tsumugi
Tsumugi merupakan kimono santai yang
digunakan sehari-hari di rumah oleh wanita yang sudah
menikah maupun yang belum
menikah. Tapi kimono ini juga bisa digunakan pada saat
keluar rumah seperti
berbelanja dan berjalan- jalan. Bahannya berupa kain hasil tenunan sederhana
dari benang katun atau benang sutra kelas rendah yang tebal dan kasar. Kimono
jenis ini merupakan
kimono yang tahan lama, dulu dipakai di lantai ketika
bekerja.
- Yukata
Yukata merupakan jenis kimono yang
santai yang terbuat dari kain tipis tanpa pelapis yang biasa
dipakai pada saat
musim panas.
Itu adalah jenis-jenis kimono untuk lagi
wanita, nahh sekarang saya akan membahas tentang jenis-jenis kimono laki-laki.
Silahkan disimak yaa...
Kimono laki-laki
Untuk kimono laki -laki dibuat dari
bahan yang berwarna gelap seperi warna hitam, hijau tua, coklat tua, ataupun
biru tua. Tapi untuk kimono laki-laki ternyata jenisnya tidak banyak. Berikut
ini merupakan jenis- jenis kimono untuk laki-laki yaitu:
- Montsuki
Kimono ini
berupa setelan montsuki hitam, hakama, dan haori. Untuk bagian punggung montsuki
dihiasi lambang keluarga pemakai.
Setelan montsuki yang dikenakan bersama hakama dan haori
merupakan busana
pengantin pria tradisional. Setelan kimono ini bisa digunakaan saat menghadiri
upacara sangat resmi, misalnya resepsi pemberian penghargaan
dari kaisar/pemerintah atau seijin
shiki.
- Kinaghasi
Kinagashi
bisa digunakan oleh laki-laki dalam sehari-hari ataupun ketika akan keluar
rumah pada
acara tidak resmi. Pada kingashi tidak memiliki lambang keluarga,
untuk contoh kinagashi bisa kita
lihat pada pemain kabuki yang sedang berlatih.
Yukata
Yukata
merupakan salah satu jenis kimono yang terbuat dari bahan kain tipis tanpa
pelapis. Beda dengan kimono menggunakan yukata lebih gampang lhoo..
Untuk
lebih jelaskan yuk dilihat artikelnyaa...
Cara memakai yukata
Pertama kita harus memakai nagajuban atau pakaian
dalam. Nagajuban biasanya berwarna putih yang terdapat di bagian kerah. Bagian
depan adalah kiri penutup bagian kanan, lalu rapikan.
Lalu kita harus berdiri tegak untuk memasukkan kedua
lengan ke dalam yukata
Kenakan yukata dan atur sehingga jahitan bagian
tengah belakang (senui) tepat berada di tengah-tengah belakang badan
Satukan kedua ujung kerah (tomoeri) bagian depan
yukata, tarik sedikit kerah kearah belakang tepat di bagian leher
Tarik yukata agak ke atas, sehingga ujung bawah
yukata berada di atas mata kaki kurang lebih 5 cm
Atur bagian kanan yukata shitamae, kemudian tumpakan
bagian kiri yukata uwamae keatas bagian kanan tadi
Rapikan yukata, ikat pinggang dengan pengencang
(koshihimo), atur yukata hingga tali pengencang tertutupi, kemudian ikat bagian
badan (dibawah dada) dengan koshihimo membentuk lipatan di bagian pinggul
(ohashori)
Rapikan kerah yukata dan kerah nagajuban
Tutup bagian tadi dengna obi dengan melilitkannya
tepat di seputar tali-tali pengencang tadi berada, ikat dengan tali yang sudah
ada pada obi
Rekatkan hiasan pita berbentuk kupu-kupu (bunko)
pada obi
Tarik perlahan obi searah jarum jam, atur agar
hiasan pita berbentuk kupu-kupunya (bunko) berada di bagian tengah belakang
Bagi yang memiliki badan yang tinggi, yukata bisa
dikenakan tanpa ohashori (lipatan di pinggang atau pinggul)
Untuk lebih cantik kita bisa menggunakan obi dengan
geta (sandal kayu) dilengkapi dengan tas tangan kecil (kenchaku), selain itu
kita juga bisa membawa kipas kain. Agar terlihat formal, rambut dapat ditata
rapi ditambah dengan aksesoris, sedangkan untuk nonformal bisa menata rambut
dengan sederhana.
Sumber : wikipedia, yukata-ku.blogspot.com,
www.japan-zone.com, asiainfo8random.blogspot.com,
lifeisincompletewithoutmyfriends.blogspot.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar