Rabu, 19 Juni 2013

Kimono (着物) dan Yukata (浴衣)



Kimono 

Kimono merupakan pakaian tradisional Jepang yang biasanya kita bisa lihat di acara khusus di Jepang. Selain kimono, negara Jepang juga punya baju tradisional lainnya yaitu yukata. Yukata adalah salah satu jenis kimono yang terbuat dari bahan kain katun tipis tanpa pelapis. Kamu tahu tidak kalau kimono dan yukata itu berbeda lhoo..
Salah satu  perbedaannya dapat kita lihat pada tingkat ketebalan kain yang digunakan. Untuk yukata tidak memakai kain pelapis, sedangkan untuk kimono kita harus memakai kain berlapis-lapis. Hmmm.. ternyata susah sekali yah memakai kimono, kalau saya harus memilih saya mendingan memilih memakai yukata saja.
Dalam pembahasan tentang baju tradisional negeri sakura ini, pertama saya akan membahas tentang Kimono. Dulu saya berpikir kalau baju tradisional ini hanya dipakai oleh wanita Jepang saja, ternyata saya salah. Di jepang, kimono juga ada untuk para pria. Woww..




Bagian Kimono


Yuki (panjang lengan), Ushiromigoro (bagian utama belakang), Uraeri (kerah batin), Doura (lapisan atas), Sodetsuke (armhole jahitan), Fuki (penjaga hem), Sode (lengan), Okumi (panel depan bawah kerah), Miyatsukuchi (pembukaan bawah armhole), Sodeguchi (membuka lengan), Tamoto (lengan kantong), Maemigoro (bagian utama depan), Furi (lengan bawah armhole), Tomoeri (overcollar), Eri (kerah), Susomawashi (lapisan yang lebih rendah).

Kimono wanita

Untuk memilih kimono yang tepat ternyata tidak sembarangan, yang mana orang yang memilih harus memerlukan pengetahuan tentang simbolisme dan isyarat yang terselubung dari masing-masing jenis kimono. Ohhh ...

Berikut ini adalah jenis-jenis dari kimono wanita, antara lain :

-       - Kurotomesode 

 Tomesode adalah sebuah kimono wanita yang paling formal yang digunakan oleh wanita yang 
 sudah menikah. Jika berwarna hitam, kimono ini disebut dengan “Kurotomesode”. Kurotomesode 
 memiliki lambang keluarga (kamon) di tiga tempat: 1 di punggung, 2 di dada bagian atas 
 (kanan/kiri), dan 2 bagian belakang lengan (kanan/kiri). 

 Ciri khas : motif indah pada suso (bagian bawah sekitar kaki) depan dan belakang. Kurotomesode 
 dipakai untuk menghadiri resepsi pernikahan dan acara-acara yang sangat resmi.





 - Irotomesode

   Irotomesode adalah tomesode yang terbuat dari kain berwarna. Penguna kimono ini bisa memilih  
   jumlah lambang keluarga pada kain kimono dari satu, tiga, sampai lima buah tergantung dari 
   formalitas acara. Kimono jenis ini dipakai oleh wanita dewasa yang sudah/belum menikah. 
   Jika kita akan menghadiri acara yang tidak memperbolehkan tamu untuk datang memakai 
   kurotomesode, kita bisa memakai kimono jenis ini, misalnya resepsi di istana kaisar.

   Ciri khas : motif indah pada suso.





- Furisode
  

  Untuk wanita muda yang belum menikah ada kimono khusus untuk acara formal yang digunakan 
  yaitu furisode. Untuk bahannya furisode memiliki warna yang bermacam-macam dan motif yang 
  mencolok di seluruh bagian kain. Furisode dapat digunakan pada acara seijin shiki, resepsi 
  pernikahan, upacara wisuda atau hatsumode.

  Ciri khas : bagian lengan sangat lebar dan menjuntai ke bawah.



- Homongi


  Homongi merupakan kimono formal untu wanita, baik yang sudah menikah maupun yang belum 
  menikah. Bahan yang dipakai bebas digunakan yang bergambar lambang keluarga ataupun tidak.

  Ciri khas : motif di seluruh bagian kain, depan maupun belakang. Homongi dapat digunakan saat 
  menghadiri resepsi pernikahan, upacara minum teh dan acara tahun baru.



- Iromuji


  Iromuji merupakan kimono semiformal, yang mana bisa dijadikan kimono formal jika iromujinya 
  yang dipakai memiliki lambang keluarga. Untuk tingkat formalitasnya lambang keluarga bisa 
  terdapat 1. 3 sampai 5 tempat. Untuk lambang keluarga di 5 tempat bisa dipakai pada acara 
  pernikahan, sedangkan untuk lambang keluarga di 1 tempat bisa menghadiri upacara minum teh. 
  Bahan iromuji tidak bermotif dan berwarna lembut seperti merah jambu, biru muda ataupun kuning 
  muda.




- Tsukesage


  Tsukesage merupakan kimono yang digunakan bagi wanita yang belum menikah maupun yang 
  sudah menikah. Berdasarkan tingkatan formalitas, kedudukan tsukesage hanya setingkat dengan 
  homongi. Tapi untuk tsukesage tidak memiliki lambang keluarga. Tsukesage bisa digunakan untuk 
  menghadiri upacara minum teh yang tidak begitu resmi, pesta pernikahan, pesta resmi ataupun 
  perayaan tahun baru.





- Komon


  Komon merupakan kimono yang digunakan bagi wanita yang belum menikah maupun yang sudah 
  menikah. Komon bisa digunakan untuk menghadiri acara reuni, makan malam, bertemu dengan 
  teman-teman, maupun menonton pertunjukkan di gedung.

  Ciri khas : motif sederhana dan berukuran kecil-kecil yang berulang.



- Tsumugi


  Tsumugi merupakan kimono santai yang digunakan sehari-hari di rumah oleh wanita yang sudah 
  menikah maupun yang belum menikah. Tapi kimono ini juga bisa digunakan pada saat 
  keluar rumah seperti berbelanja dan berjalan- jalan. Bahannya berupa kain hasil tenunan sederhana 
  dari benang katun atau benang sutra kelas rendah yang tebal dan kasar. Kimono jenis ini merupakan 
  kimono yang tahan lama, dulu dipakai di lantai ketika bekerja.



- Yukata


  Yukata merupakan jenis kimono yang santai yang terbuat dari kain tipis tanpa pelapis yang biasa 
  dipakai pada saat musim panas.






Itu adalah jenis-jenis kimono untuk lagi wanita, nahh sekarang saya akan membahas tentang jenis-jenis kimono laki-laki. Silahkan disimak yaa...




 
Kimono laki-laki


Untuk kimono laki -laki dibuat dari bahan yang berwarna gelap seperi warna hitam, hijau tua, coklat tua, ataupun biru tua. Tapi untuk kimono laki-laki ternyata jenisnya tidak banyak. Berikut ini merupakan jenis- jenis kimono untuk laki-laki yaitu:

- Montsuki

  Kimono ini berupa setelan montsuki hitam, hakama, dan haori. Untuk bagian punggung montsuki 
  dihiasi lambang keluarga pemakai. Setelan montsuki yang dikenakan bersama hakama dan haori 
  merupakan busana pengantin pria tradisional. Setelan kimono ini bisa digunakaan saat menghadiri 
  upacara sangat resmi, misalnya resepsi pemberian penghargaan dari kaisar/pemerintah atau seijin 
  shiki.





- Kinaghasi


  Kinagashi bisa digunakan oleh laki-laki dalam sehari-hari ataupun ketika akan keluar rumah pada 
  acara tidak resmi. Pada kingashi tidak memiliki lambang keluarga, untuk contoh kinagashi bisa kita 
  lihat pada pemain kabuki yang sedang berlatih.





Yukata

Yukata merupakan salah satu jenis kimono yang terbuat dari bahan kain tipis tanpa pelapis. Beda dengan kimono menggunakan yukata lebih gampang lhoo..
Untuk lebih jelaskan yuk dilihat artikelnyaa...






Cara memakai yukata

Pertama kita harus memakai nagajuban atau pakaian dalam. Nagajuban biasanya berwarna putih yang terdapat di bagian kerah. Bagian depan adalah kiri penutup bagian kanan, lalu rapikan.

Lalu kita harus berdiri tegak untuk memasukkan kedua lengan ke dalam yukata

Kenakan yukata dan atur sehingga jahitan bagian tengah belakang (senui) tepat berada di tengah-tengah  belakang badan

Satukan kedua ujung kerah (tomoeri) bagian depan yukata, tarik sedikit kerah kearah belakang tepat di bagian leher

Tarik yukata agak ke atas, sehingga ujung bawah yukata berada di atas mata kaki kurang lebih 5 cm

Atur bagian kanan yukata shitamae, kemudian tumpakan bagian kiri yukata uwamae keatas bagian kanan tadi

Rapikan yukata, ikat pinggang dengan pengencang (koshihimo), atur yukata hingga tali pengencang tertutupi, kemudian ikat bagian badan (dibawah dada) dengan koshihimo membentuk lipatan di bagian pinggul (ohashori)

Rapikan kerah yukata dan kerah nagajuban

Tutup bagian tadi dengna obi dengan melilitkannya tepat di seputar tali-tali pengencang tadi berada, ikat dengan tali yang sudah ada pada obi

Rekatkan hiasan pita berbentuk kupu-kupu (bunko) pada obi

Tarik perlahan obi searah jarum jam, atur agar hiasan pita berbentuk kupu-kupunya (bunko) berada di bagian tengah belakang

Bagi yang memiliki badan yang tinggi, yukata bisa dikenakan tanpa ohashori (lipatan di pinggang atau pinggul)

Untuk lebih cantik kita bisa menggunakan obi dengan geta (sandal kayu) dilengkapi dengan tas tangan kecil (kenchaku), selain itu kita juga bisa membawa kipas kain. Agar terlihat formal, rambut dapat ditata rapi ditambah dengan aksesoris, sedangkan untuk nonformal bisa menata rambut dengan sederhana.





Sumber : wikipedia, yukata-ku.blogspot.com, www.japan-zone.com, asiainfo8random.blogspot.com, lifeisincompletewithoutmyfriends.blogspot.com.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar